Selasa, 09 Oktober 2012

Teori Model Keperawatan

Nightingale (1860)
Tujuan Keperawatan: Untuk memfasilitasi “proses penyembuhan tubuh” dengan memanipulasi lingkungan klien (Torres, 1986)
Kerangka Kerja Praktik: Lingkungan klien dimanipulasi untuk mendapatkan ketenangan, nutrisi, kebersihan, cahaya, kenyamanan, sosialiasi, dan harapan yang sesuai

Peplau (1952)
Tujuan Keperawatan: Untuk mengembangkan interaksi antara perawat dan klien
Kerangka Kerja Praktik: Keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal (1952) Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur sistem asuhan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal (Marriner-Torney, 1994)

Henderson (1955)
Tujuan Keperawatan: Untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan (Marriner-Torney, 1994), membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin
Kerangka Kerja Praktik: Praktik keperawatan membentuk klien untuk melakukan 14 kebutuhan dasar Henderson (Henderson, 1966)

Abdellah (1960)
Tujuan Keperawatan: Untuk memberikan kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Untuk menjadi perawat yang baik dan berpengertian, juga mempunyai kemampuan intelegensia yang tinggi, kompeten dan memiliki keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan keperawatan (Marriner-Torney, 1994)
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini melingkupi 21 masalah keperawatan Abdellah (Abdellah et al 1960)

Orlando (1961)
Tujuan Keperawatan: Untuk berespons terhadap perilaku klien dalam memenuhi kebutuhan klien dengan segera. Untuk berinteraksi dengan klien untuk memenuhi kebutuhan klien secepat mungkin dengan mengidentifikasi perilaku klien, reaksi perawat, dan tindakan keperawatan yang dilakukan (Tores, 1986; Chinn dan Jacobs, 1995)
Kerangka Kerja Praktik: Tiga elemen seperti perilaku klien, reaksi perawat, dan tindakan perawat membentuk situasi keperawatan (Orlando, 1961)

Hall (1962)
Tujuan Keperawatan: Untuk memberikan asuhan dan kenyamanan bagi klien selama proses penyakit (Torres, 1986)
Kerangka Kerja Praktik: Seorang klien dibentuk oleh bagian-bagian berikut yang saling tumpang-tindih, yaitu: manusia (inti), status patologis, dan pengobatan (penyembuhan) dan tubuh (perawatan). Perawat sebagai pemberi perawatan (Mariner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995)

Wiedenbach (1964)
Tujuan Keperawatan: Untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986)
Kerangka Kerja Praktik: Praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang memerlukan bantuan karena stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki komponen seperti filosofi, tujuan, praktik, dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995)

Levine (1966)
Tujuan Keperawatan: Untuk melakukan konversi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal
Kerangka Kerja Praktik: Model adaptasi manusia ini sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh didasari oleh “empat prinsip konservasi keperawatan” (Levine, 1973)

Johnson (1968)
Tujuan Keperawatan: Untuk mengurangi stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati proses penyembuhan
Kerangka Kerja Praktik: Kerangka dari kebutuhan dasar ini berfokus pada tujuh kategori perilaku. Tujuan individu adalah untuk mencapai keseimbangan perilaku dan kondisi yang stabil melalui penyelarasan dan adaptasi terhadap tekanan tertentu (Johnson, 1980; Torres, 1986)

Rogers (1970)
Tujuan Keperawatan: Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan (Rogers, 1979)
Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya

Orem (1971)
Tujuan Keperawatan: Untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri secara total
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini merupakan teori kurangnya perawatan diri sendiri. Asuhan keperawatan menjadi penting ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan, dan sosial (Orem , 1985)

King (1971)
Tujuan Keperawatan: Untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan
Kerangka Kerja Praktik: Proses keperawatan didefinisikan sebagai proses interpersonal yang dinamis antara perawat, klien dan sistem pelayanan kesehatan

Travelbee (1971)
Tujuan Keperawatan: Untuk membantu individu atau keluarga untuk mencegah atau mengembangkan koping terhadap penyakit yang dideritanya, mendapatkan kembali kesehatannya, menemukan arti dari penyakit atau mempertahankan status kesehatan maksimalnya (Marriner-Torney, 1994)
Kerangka Kerja Praktik: Proses interpersonal dipandang sebagai hubungan manusia dengan manusia yang terbentuk selama sakit dan selama “mengalami penderitaan”

Neuman (1972)
Tujuan Keperawatan: Untuk membantu individu, keluarga, dan kelompok untuk mendapatkan dan mempertahankan tingkat kesehatan maksimalnya melalui intervensi tertentu
Kerangka Kerja Praktik: Penurunan stress adalah salah satu tujuan dari sistem model praktik keperawatan (Torres, 1986). Tindakan keperawatan meliputi tindakan preventif tingkat primer, sekunder, atau tersier

Patterson dan Zderad (1976)
Tujuan Keperawatan: Untuk berespons terhadap kebutuhan manusia dan dan membangun ilmu “keperawatan yang humanistik” (Patterson dan Zderad, 1976; Chinn dan Jacobs, 1995)
Kerangka Kerja Praktik: Keperawatan humanistik memerlukan partisipasi untuk memahami “keunikan” dan “kesamaan” dengan yang lain (Chinn dan Jacobs, 1995)

Leininger (1978)
Tujuan Keperawatan: Untuk memberikan perawatan yang konsisten dengan ilmu dan pengetahuan keperawatan dengan caring sebagai fokus sentral (Chinn dan Jacobs, 1995)
Kerangka Kerja Praktik: Dengan teori transkultural ini, caring merupakan sentral dan menggabungkan pengetahuan dan praktik keperawatan (Leininger, 1980)

Roy (1979)
Tujuan Keperawatan: Untuk mengidentifikasi tipe kebutuhan klien, mengkaji kemampuan adaptasi terhadap kebutuhan dan membantu klien beradaptasi
Kerangka Kerja Praktik: Model adaptasi ini didasari oleh model adaptasi fisiologis, psikologis, sosiologis, serta ketergantungan dan kemandirian (Roy, 1980)

Watson (1979)
Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan (Marriner-Torney, 1994)
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring; caring merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia (Torres, 1986)

Parse (1981)
Tujuan Keperawatan: Untuk memfokuskan pada manusia sebagai suatu unit yang hidup dan kualitas partisipasi manusia terhadap pengalaman sehat (Parse, 1990) (Nursing as science and art [Marriner-Torney, 1994])
Kerangka Kerja Praktik: Manusia secara terus menerus berinteraksi dengan lingkungan dan berpartisipasi dalam upaya mempertahankan kesehatannya (Marriner-Torney, 1994). Sehat adalah suatu kontinu, proses yang terbuka bukan sekedar status sehat atau hilangnya penyakit (Parse, 1990; Marriner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995)

Kamis, 30 Agustus 2012

Tanda - Tanda Orang Mulai Terkena Diabetes

Foto: Tanda-tanda Orang Mulai Kena Diabetes


Sebagian besar orang kadang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki diabetes terutama yang tipe 2, padahal penyakit ini bisa memicu terjadinya berbagai macam komplikasi. Untuk itu ketahui apa tanda-tanda orang mulai kena diabetes.

"Untuk awal-awal nggak ada gejalanya, paling hanya lemas," ujar dr Dante Saksono Harbuwono, SpPD, PhD dari Divisi Metabolik Endokrin, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM saat dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu, (29/8/2012).
dr Dante menuturkan meski begitu ada gejala klasik yang dominan yaitu sering buang air kecil atau pipis (poliuri), sering merasa haus (polidipdi) serta nafsu makan meningkat (polifagi) ditambah lemas atau kurang tenaga.

Berikut ini gejala klasik dari diabetes yaitu:

1. Sering buang air kecil (poliuri)
Buang air kecil akan menjadi sering jika terlalu banyak glukosa dalam darah. Jika insulin (yakni hormon yang mengendalikan gula darah) tidak ada atau sedikit maka ginjal tidak dapat menyaring glukosa untuk kembali ke dalam darah. Kemudian ginjal akan menarik tambahan air dari darah untuk menghancurkan glukosa. Hal ini membuat kandung kemih penuh dan membuat seseorang sering pipis.

2. Sering merasa haus (polidipdi)
Karena sering buang air kecil, maka orang akan menjadi lebih sering haus. Serta proses penghancuran glukosa yang sulit maka air di dalam darah tersedot untuk menghancurkannya, sehingga seseorang perlu minum lebih banyak untuk menggantikan air yang hilang.

3. Nafsu makan meningkat (polifagi) dan tenaga kurang
Orang yang diabetes insulinnya bermasalah akibatnya asupan gula ke dalam sel-sel tubuh kurang yang membuat pembentukan energi kurang. Kondisi ini membuat otak berpikir tubuh kurang energi akibat asupan makanan yang kurang sehingga menimbulkan rasa lapar dan perasaan ingin terus makan.

Selain itu ada pula gejala-gejala lain yang tidak spesifik seperti:
1. Sering kesemutan
2. Gatal-gatal yang tidak tahu sebabnya
3. Keputihan yang tidak sembuh-sembuh
4. Mata rabun
5. Disfungsi ereksi

"Sebenarnya gejala yang muncul ini akibat komplikasi kecil, misalnya mata rabun karena sudah kena pembuluh darah di mata, kesemutan karena sudah kena saraf, keputihan karena daya tahan di vagina berkurang," ujar dr Dante yang juga menjadi pengajar di di Divisi Metabolik Endokrin FKUI.

Untuk itu jika memang ada gejala-gejala tersebut yang dirasakan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter dan melakukan pemeriksaan. Hal ini karena diabetes dikenal sebagai silent killer karena ia bisa menyebabkan komplikasi di berbagai macam bagian tubuh.

Solusi dan Tips Mencegah Infeksi Saluran Kencing

Agar Wanita Tak Kena Infeksi Saluran Kencing
Infeksi saluran kemih pada wanita atau yang sering dikenal sebagai UTI (urinary tract infection) dalam istilah medis, biasanya disebabkan oleh bakteri. Bakteri memasuki saluran kemih melalui ur

etra dan kemudian menginfeksi kandung kemih.
Jika infeksi ini naik ke ginjal, akan mempengaruhi fungsi kerja ginjal. Tetapi untungnya, infeksi bakteri penyebab UTI pada wanita dapat dicegah.
Seperti dilansir onlymyhealth, Rabu (29/8/12) berikut 6 langkah untuk mencegah infeksi saluran kemih:

1. Minum banyak cairan

Minum sekitar 8 sampai 10 gelas air per hari dapat membantu menjaga urin tetap encer dan membuat Anda lebih sering buang air kecil. Sering buang air kecil dapat mengeluarkan bakteri dari saluran kemih sebelum menimbulkan infeksi dan menyebar.
Urin yang sehat akan berwarna kuning cerah, tingkatkan asupan air minum jika urin berwarna kuning gelap.

2. Usap dari depan ke belakang setelah buang air besar atau kecil

Bersihkan alat kelamin dengan mengusap dari depan ke belakang setelah buang air besar tau kecil. Hal ini dapat membantu mencegah kontaminasi dari vagina dan uretra oleh bakteri di daerah anus.

3. Buang air kecil setelah berhubungan

Mengosongkan kandung kemih segera setelah hubungan seksual dapat mengeluarkan bakteri yang mungkin telah memasuki uretra. Juga, minum segelas penuh air setelah berhubungan seks untuk meningkatkan pembentukan urin dan mengeluarkan bakteri ketika buang air kecil.
Buang air kecil setelah berhubungan sangat membantu wanita yang memiliki UTI berulang karena uretra biasanya akan terganggu ketika berhubungan seks.

4. Hindari penggunaan produk dengan wewangian

Penggunaan sabun wangi, bubuk wangi, tisu toilet wangi atau berwarna, pembalut dan panty liner yang mengandung pewangi, dapat mengiritasi uretra. Hindari menggunakan produk dengan wewangian untuk mengurangi risiko UTI.

5. Minum obat

Jika Anda memiliki UTI berulang setelah berhubungan seks, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin akan meresepkan tablet antibiotik yang harus diambil setiap kali melakukan hubungan seks.
Hal ini dapat mengurangi risiko UTI berulang. Jika Anda memiliki UTI berulang yang tidak berhubungan dengan seks, dokter akan meresepkan antibiotik dosis rendah, yang harus diambil setiap hari selama beberapa bulan.

6. Ubah alat kontrasepsi Anda

Beberapa wanita yang menggunakan kondom wanita atau penggunaan kondom pasangan yang dilapisi dengan spermisida, mungkin akan menyebabkan UTI. Jika UTI terjadi, konsultasikan dengan dokter mengenai alat kontrasepsi yang terbaik bagi Anda.

Kamis, 05 April 2012

FUNCTIONS OF THE LUNGS

Mechanism of Breathing
 Breathing is a process that occurs automatically in a state of sleep even though the karma of the respiratory system is affected by the autonomic nervous system. According to the site of the respiratory gas exchange can be divided into two types, namely breathing out and breathing deeply. Breathing out is the air exchange that occurs between the alveolar air to blood in the capillaries, whereas deep breathing is breathing that occurs between the blood in the capillaries with the body's cells. Coming and the air in the lungs are affected by differences in air pressure within the chest cavity with air pressure outside the body. If the pressure outside the chest cavity larger then the air will enter. Conversely, if the pressure in the chest cavity larger then the air will keluar.Sehubungan the organ involved in the intake air (inspiration) and the expenditure of air (expiration), the respiratory mechanism divided into two kinds, namely respiratory chest and abdominal breathing. Chest and abdominal breathing to occur simultaneously.

a. Chest breathing 
    Chest breathing is the breathing muscle that involves the ribs between bones. The mechanism can be  distinguished as follows.
1. Phase Inspiration 

This phase of muscle berkontraksinya ribs between bones so that the chest cavity enlarges, resulting in pressure within the chest cavity to become smaller than the pressure outside so that the oxygen-rich air outside the entrance. 
2. Expiratory phase 
This phase is the phase relaxation or muscle between the ribs return to their original position which was followed by a decline in the ribs so that the chest cavity becomes smaller. As a result, the pressure inside the chest cavity becomes larger than the outside pressure, so air in the chest cavity is rich in carbon dioxide out.
b. Abdominal breathing 

    Abdominal breathing is a breathing mechanism involves the activity of the muscles of the diaphragm which limits the abdominal cavity and chest cavity. Abdominal breathing mechanism can be divided into two phases namely as follows: 
1. Phase Inspiration 
In this phase of the diaphragm muscle to contract so that the diaphragm is horizontal, consequently the chest cavity enlarges and becomes small so that the air pressure outside the entrance. 
2. Expiratory phase 
Expiratory phase is the phase berelaksasinya diaphragm muscle (back to its original position, inflate) so that the chest cavity decreases and the pressure becomes greater, consequently the air out of the lungs.

Lung Volume
 
On the left image is written four volumes of the lung. When everything is added together, equal to the maximum lung volume expands. Explanation of each volume are as follows:
1. Tidal volume (VT) is the volume of air inspired or diekspirasi each time normal breathing; size of approximately 500 milliliters.
2. Inspiration reserve volume (Irv) is the extra volume of air that can be inspired after and above the normal tidal volume inspiration when performed strongly with a maximum contraction of the diaphragm, m. intercostalis externi, and accessory muscles of inspiration; usually reaches 3000 milliliters.
3. Expiratory reserve volume (ERV) is the maximum volume that can be extra air through the expiratory diekspirasi strong at the end of expiration is not normal; normal number is about 1100 milliliters.
4. Residual volume (RV) is the volume of air that still remain in the lungs after expiration most powerful; volume is the amount of approximately 1200 milliliters. Residual volume can not be measured with a spirometer because the volume of air is not in and out of the lungs.

Lung Capacity

 1. Inspiration capacity (IC) is equal to the reserve volume plus the tidal volume inspiration. This is the amount of air (roughly) 3500 milliliters can be inhaled by a person, starting at the normal expiration and lung development up to a maximum.
2. Functional residual capacity (FRC) with expiratory reserve volume plus the residual volume. This is the amount of air remaining in lungs at the end of normal expiration (about 2300 milliliters).
3. Vital capacity (VC) as the inspiration reserve volume plus the tidal volume and expiratory reserve volume. This is the maximum amount of air a person can be expelled from the lungs after first filling the lungs to the maximum and then spend as much (about 4600 milliliters). This value provides useful information about the strength of respiratory muscles and other aspects of lung function.
4. Total lung capacity (TLC) is the maximum volume that can develop lung as possible with inspiration as hard as possible (about 5800 milliliters) is equal to the amount of vital capacity plus the residual volume.

Senin, 02 April 2012

Pernapasan Pada Orang Sehat dan Sakit


 PERNAFASAN PADA ORANG SEHAT DAN SAKIT

 Hipoksia
a.       Pengertian
       Hipoksia yaitu kondisi simtoma kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian. Pada kasus yang fatal dapat berakibat koma, bahkan sampai dengan kematian. Namun, bila sudah beberapa waktu, tubuh akan segera dan berangsur-angsur kondisi tubuh normal kembali.

b.      Penyebab
       Di dalam tubuh manusia terdapat suatu sistem kesetimbangan yang berperan dalam menjaga fungsi fisiologis tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Salah satu proses adaptasi yang dilakukan oleh tubuh manusia adalah beradaptasi terhadap perubahan ketinggian yang tiba-tiba. Jika seseorang yang bertempat tinggal di Jakarta dengan ketinggian 0 km dari permukaan laut (dpl) pergi dengan pesawat terbang ke Mexico City dengan ketinggian 2,3 km dpl, maka setelah tiba di Mexico City akan merasa pusing, mual, atau rasa tidak nyaman lainnya. Oleh karena itu, kasus Hypoxia ini tidak terjadi pada penduduk setempat yang sudah terbiasa hidup di daerah dataran tinggi tersebut dan bagi pendaki gunung diperlukan pos-pos pemberhentian agar tubuh selalu dapat beradaptasi secara baik terus-menerus.

 

c.       Jenis Hipoksia

1.      Hipoksia Hypemic di mana tekanan oksigen arteri adalah normal, tetapi oksigen konten total darah berkurang. Hipoksia ketika darah gagal menyerahkan oksigen ke jaringan target. Karbon monoksida keracunan yang menghambat kemampuan hemoglobin untuk melepaskan oksigen yang terikat untuk itu. Methaemoglobinaemia di mana versi abnormal hemoglobin terakumulasi dalam darah.

2.    Hipoksia histotoksik di mana jumlah oksigen yang mencapai sel-sel normal, tetapi sel-sel tidak dapat secara efektif menggunakan oksigen karena cacat enzim fosforilasi oksidatif. Pengaruh minum minuman beralkohol adalah contoh yang umum.

3.     Hipoksia iskemik, atau stagnan di mana ada pembatasan lokal dalam aliran dinyatakan baik-oksigen darah. Oksigen yang dipasok ke daerah tubuh yang kemudian tidak cukup untuk kebutuhannya. Contohnya adalah iskemia otak, penyakit jantung iskemik dan hipoksia intrauterine, yang merupakan penyebab kematian perinatal tertandingi.


d.      Gejala Hipoksia
Gejala-gejala hipoksia umum tergantung pada tingkat keparahan dan percepatan onset. Dalam kasus penyakit ketinggian, dimana hipoksia berkembang secara bertahap, termasuk gejala sakit kepala, kelelahan, sesak napas, rasa euforia dan mual.
Dalam hipoksia berat, hipoksia atau onset sangat cepat, perubahan tingkat kesadaran, kejang, koma, priapism, dan kematian terjadi. Hipoksia berat menginduksi perubahan warna biru pada kulit, yang disebut sianosis. Karena hemoglobin adalah merah gelap jika tidak terikat pada oksigen (deoxyhemoglobin), sebagai lawan dari warna merah kaya yang memiliki ketika terikat pada oksigen (oksihemoglobin), jika dilihat melalui kulit memiliki kecenderungan meningkat untuk memantulkan cahaya biru kembali untuk mata. Dalam kasus di mana oksigen digantikan oleh molekul lain, seperti karbon monoksida, kulit mungkin muncul 'ceri merah' bukan cyanotic.


  Hiperkapnea dan Hipokapnea
Seperti halnya ventilasi, yang dianggap memadai bila suplai O2 seimbang dengan kebutuhan O2, pembuangan CO2 melalui paru baru dianggap memadai bila pembuangannya seimbang dengan pembentukan CO2. CO2 mudah sekali mengalami difusi sehingga tekanan CO2 dalam udara alveolus sama dengan tekanan CO2 dalam darah arteri; sehingga PaCO2 merupakan gambaran ventilasi alveolus yang langsung dan segera yang berhubungan dengan kecepatan metabolisme. Dengan demikian PaCO2 digunakan untuk menilai kecukupan ventilasi alveolar karena pembuangan CO2 dari paru seimbang dengan sehingga PaCO2 langsung berkaitan dengan produksi CO2 ( CO2) dan sebaliknya berkaitan dengan ventilasi alveolar: PaCO2 α CO2/ . Ventilasi yang memadai akan mempertahankan kadar PaCO2 sebesar 40 mmHg. Hiperkapnia didefinisikan sebagai peningkatan PaCO2 sampai di atas 45 mmHg; sedangkan hipokapnia terjadi apabila PaCO2 kurang dari 35 mmHg. Penyebab langsung retensi CO2 adalah hipoventilasi alveolar (ventilasi kurang memadai, untuk mengimbangi pembentukan CO2). Hiperkapnia selalu disertai hipoksia dalam derajat tertentu apabila pasien bernapas dengan udara yang terdapat dalam ruangan. Penyebab utama hiperkapnia adalah penyakit obstruktif saluran napas, obat-obat yang menekan fungsi pernapasan, kelemahan atau paralisis otot pernapasan, trauma dada atau pembedahan abdominal yang mengakibatkan pernapasan menjadi dangkal, dan kehilangan jaringan paru. Tanda klinik yang dikaitkan dengan hiperkapnia adalah: kekacauan mental yang berkembang menjadi koma, sakit kepala (akibat vasodilatasi serebral), asteriksis atau tremor kasar pada tangan yang teregang (flapping tremor), dan volume denyut nadi yang penuh disertai tangan dan kaki yang terasa panas dan berkeringat (akibat vasodilatasi perifer karena hiperkapnia). Hiperkapnia kronik akibat penyakit paru kronik dapat mengakibatkan pasien sangat toleran terhadap PaCO2 yang tinggi, sehingga pernapasan terutama dikendalikan oleh hipoksia. Dalam keadaan ini, bila diberi oksigen kadar tinggi, pernapasan akan dihambat sehingga hiperkapnea bertambah berat. Kehilangan CO2 dari paru yang berlebihan (hipokapnia) akan terjadi apabila terjadi hiperventilasi (ventilasi dalam keadaan kebutuhan metabolisme meningkat untuk membuang CO2). Tanda dan gejala yang sering berkaitan dengan hipokapnia adalah sering mendesah dan menguap, pusing, palpitasi, tangan dan kaki kesemutan dan baal, serta kedutan otot. Hipokapnia hebat (PaCO2 < 25 mmHg) dapat menyebabkan kejang.


  Pernafasan Hiperbarik
Secara umum, terapi oksigen hiperbarik merupakan suatu metoda pengobatan dimana pasien diberikan pernapasan oksigen murni (100%) pada tekanan udara yang dua hingga tiga kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (satu atmosfer). Terapi ini merupakan terapi komplementer yang dilakukan bersama dengan terapi medis konvensional.
Sebagaimana disebutkan diatas, dalam kondisi tertentu para prajurit matra kelautan rentan akan paparan masalah kesehatan kelautan. Kondisi tubuh mereka dituntut ‘akrab’ kepada kondisi bertekanan tinggi jauh dibawah permukaan laut pada saat melakukan penyelaman.

Proses terapi
Pasien akan dimasukkan ke dalam sebuah chamber bertekanan udara dua hingga tiga kali lebih tinggi dari tekanan udara atmosfer normal sambil diberikan pernapasan oksigen murni (100%) selama satu hingga dua jam. Selama proses terapi pasien diperbolehkan untuk membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
Manfaat
·       Meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh, bahkan pada aliran darah yang berkurang
·       Merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran darah pada sirkulasi yang berkurang
·       Mampu membunuh bakteri, terutama bakteri anaerob seperti Closteridium perfingens (penyebab penyakit gas gangren)
·       Mampu menghentikan aktivitas bakteri (bakteriostatik) antara lain bakteri E. coli dan Pseudomonas sp. yang umumnya ditemukan pada luka-luka mengganas.
·       Mampu menghambat produksi racun alfa toksin.
·       Meningkatkan viabilitas sel atau kemampuan sel untuk bertahan hidup.
·       Menurunkan waktu paruh karboksihemoglobin dari 5 jam menjadi 20 menit pada penyakit keracunan gas CO
·       Dapat mempercepat proses penyembuhan pada pengobatan medis konvensional
·       Meningkatkan produksi antioksidan tubuh tertentu
·       Memperbaiki fungsi ereksi pada pria penderita diabetes (laporan para ahli hiperbarik di Amerika Serikat pada tahun 1960)
·       Meningkatkan sensitivitas sel terhadap radiasi
·       menahan proses penuaan dengan cara pembentukan kolagen yang menjaga elastisitas kulit
·       badan menjadi lebih segar, badan tidak mudah lelah, gairah hidup meningkat, tidur lebih enak dan pulas
Dengan berbagai mekanisme tersebut, terapi hiperbarik dapat digunakan sebagai terapi kondisi akut hingga penyakit degeneratif kronis seperti arteriosklerosis, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, ulkus diabetik, serebral palsy, trauma otak, sklerosis multiple,dsb.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani terapi oksigen hiperbarik adalah:
·       Sebelum menjalani terapi, pasien akan dievaluasi untuk memastikan tidak adanya kontraindikasi dilakukannya terapi oksigen hiperbarik, seperti kanker, pneumothoraks, sedang flu atau demam, penderita sinusitis, asma, infeksi saluran pernapasan atas yang sedang akut, dan ibu hamil trimester pertama.
·       Pasien harus memberitahu obat-obatan yang sedang mereka konsumsi, mengingat terdapat obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan keracunan oksigen, misalnya obat-obatan jenis steroid, dan obat kemoterapi
·       Pasien akan dimasukkan ke dalam ruangan menyerupai kapal selam yang berukuran kecil selama 2 jam, sehingga penting sekali untuk memastikan pasien tidak memiliki fobia terhadap ruangan sempit.
·       Saat merasa tidak kuat, pasien dapat memberitahukan petugas yang ikut masuk ke dalam ruangan hiperbarik.

Komplikasi
Terkadang dalam prosesnya, dapat ditemukan komplikasi, antara lain:
1.          Barotrauma, yaitu trauma pada organ tubuh (paru, di belakang gendang telinga, sinus paranasal) akibat tekanan udara yang tinggi
2.          Keracunan oksigen
3.          Gangguan penglihatan sementara akibat pembengkakan lensa.

Jumat, 03 Februari 2012

Cinta dan Persahabatan

Dua sisi yang saling berkaitan satu dengan lainnya, 
yang pastinya dapat melengkapi hidup kita..

tanpa anda sadari, pernahkah anda hidup tanpa CINTA ? atau pernahkah anda hidup tanpa adanya PERSAHABATAN ?
pastinya anda akan menjawab "TIDAK"..


Cinta dan Persahabatan merupakan teman terbaik didalam hidup kita, karena dimana ada Cinta, Persahabatan selalu berada disampingnya. Dan dimana Persahabatan berada, Cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah meninggalkan Persahabatan.

Pada suatu hari, Persahabatan mula berpikir bahwa Cinta telah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi karena Persahabatan menganggap Cinta lebih menarik daripada dirinya.
atau bahkan sebaliknya, Cinta mulai berpikir bahwa Persahabatan telah membuat dirinya tidak dapat perhatian lagi karena Cinta menganggap Persahabatan lebih menarik daripada dirinya.

"Seandainya jika tidak ada Persahabatan, mungkin dia akan lebih mengenal dan memberikan perhatiannya kpda ku", ucap Cinta.
lalu seketika itulah Cinta mulai membenci Persahabatan, karena dia menganggap bahwa perhatian yg ia dapatkan itu kurang karena harus dibagikan kepada Persahabatan..

**********************************************************************************************
Ketika Cinta bermain bersama Persahabatan seperti selalu, Persahabatan akan menjauhi Cinta. Apabila Cinta bertanya kenapa Persahabatan menjauhi dirinya, Persahabatan hanya memalingkan wajahnya dan beredar pergi meninggalkan Cinta. Dia lakukan itu karena tidak ingin menghancurkan cinta yg ada.

Kesedihan pun menghampiri Cinta dan Cinta tidak sanggup menahan air matanya dan menangis. Kesedihan hanya dapat termangu memandang Cinta yang kehilangan teman baiknya. Beberapa hari tanpa Cinta, Persahabatan mulai bergaul rapat dengan Kecewa, Putus asa, Kemarahan dan Kebencian.

Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya dan orang-orang mulai tidak menyukai Persahabatan. Persahabatan mulai dijauhi dan tidak lagi disukai.Walaupun Persahabatan baik, tetapi sifatnya mulai memuakkan. Persahabatan menyadari bahwa dirinya tidak lagi disukai lantaran banyak orang yang menjauhinya. Persahabatan mulai menyesali keadaannya, dan saat itulah Kesedihan melihat Persahabatan, dan menyampaikan kepada Cinta bahwa Persahabatan sedang dalam kedukaan.

Dengan segera Cinta berlari dan menghampiri Persahabatan. Saat Persahabatan melihat Cinta menghampiri dirinya, dengan air mata yang berlinang Persahabatan pun meluapkan seribu penyesalannya meninggalkan Cinta.

Dipendekkan cerita, Persahabatan dan Cinta kembali menjadi teman baik. Persahabatan kembali kepada pribadi yang menyenangkan dan Cinta pun kembali tersenyum ceria. Semua orang melihat kembali kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugerah dalam kehidupan.. (hope)



*************************************************************************************************



Sering kali ditemui banyak orang yang coba memisahkan Persahabatan dan Cinta karena mereka berfikir, ?Kalau Persahabatan sudah disulami dengan Cinta, pasti akan jadi sulit?. Terutama bagi mereka yang menjalin persahabatan antara seorang pria dan wanita.

Persahabatan merupakan bentuk hubungan yang indah antara manusia, di mana Cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai Persahabatan. Tanpa Cinta, Persahabatan mungkin akan diisi dengan Kecewa, Benci, Marah dan berbagai hal yang membuat Persahabatan tidak lagi indah. Berhentilah membuat batas antara Cinta dan Persahabatan, biarkan mereka tetap menjadi Teman baik. Yang harus diluruskan adalah Cinta bukanlah perusak Persahabatan, Cinta memperindah persahabatan anda.

Seringkali Cinta cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan. SALAH BESAR !!! Seharusnya dengan adanya Cinta, persahabatan akan semakin menyenangkan. Buat teman-teman yang sedang menjalin Persahabatan. Penuhilah persahabatanmu dengan Cinta, berikanlah Cinta yang terbaik untuk sahabatmu.

Bagi yang sedang mengalami guncangan dalam persahabatan, jangan salahkan Cinta! Tetapi cobalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta karena cinta akan menutupi segala kesalahan, mengampuni dengan mudah dan membuat segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Bagi yang belum mengerti arti Persahabatan, cobalah memulai sebuah persahabatan. Dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa, tidak egois dan belajar untuk mengerti bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi sesuai dengan keinginan kita.

Bagi yang sedang kecewa dengan Persahabatan. Renungkanlah ?
Apakah saya sudah menjalani Persahabatan dengan benar ?
Dan cobalah memahami arti persahabatan buat hidupmu. Keinginan, semangat, pengertian, kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yang baik akan engkau temui dalam persahabatan.
 
 **********************************************************************************************

Sahabat adalah orang yang mengerti dan bisa memberikan jalan keluar atas kelemahanku
sahabat adalah pribadi yang selalu memberikan motivasi saat aku susah dan saat aku senang
sahabat adalah orang yang setia mendengarkan keluh kesahku sekalipun sahabat sesekali mengecewakan aku


S = amudera
A = kan
H = ancur
A = pa 
B = ila
A = ku dan kamu
T = erpisah 


*****************************************************************************************


Cherry Belle - Best  Friend Forever

Di saat ku termenung kau datang bawa cerita
Di saat ku bahagia kau jaga penuh hatiku
Apapun kisahku kamu ada untukku
Hanya kaulah sahabat sejatiku
Kita ‘kan selalu bersama dalam suka duka
Berbagi segalanya tak terpisahkan
Hanya kau yang ada di hatiku
Kita ‘kan selalu bersama menggapai semua cinta
Dan meraih dunia walau badai menghadang tak akan kita terluka
Cause you are my best friend forever

********************************************************************

Salam Persahabatan dan Cinta.. ^^
427